Rabu, 14 Maret 2012

Saksi kemenangan yang terlewatkan


Kota Yogyakarta adalah kota dengan ratusan nama,. Ada yang bilang kota pendidikan, kota budaya, kota wisata, kota sejarah, kota gudeg dan masih banyak yang lainnya. Saat mengunjungi jogja pasti salah satu tujuan utamanya adalah jalan malioboro. Kawasan perbelajnaan yang berada di dekat stasiun besar Tugu Jogjakarta ini bisa disebut icon kota jogja selain tugu dan keraton.
Menyusuri jalan malioboro apa yang terlintas di benak kita saat mendengar jalan malioboro? Kios – kiosnya? Pusat perbelanjaannya? Selter – selter transjogja? Benteng vredeburg ? gedung agung? Atau yang satu ini, monument serangan umum 1 maret ?. yupz monument serangan umum satu maret 1949 ini merupakan salah satu saksi bisu kekuatan bangsa Indonesia kususnya masyarakat jogja dalam mempertahankan kemerdekaannya. Tapi apakah kita tahu sejarah dari berdirinya monumen yang pagarnya selalu tertutup itu ?

Monument Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan Monumen yang didirikan untuk mengenang sebuah serangan yang dilakukan oleh pemerintah indonesia terhadap Belanda.Monumen ini berada di utara Keraton Yogyakarta,dan berada di selatan Benteng Vredeburg serta Malioboro,dan juga berada di sebelah timur dari Gedung Agung. Monumen ini dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini dilakukan untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Saat itu serangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, yang tentu saja setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.


Sri Sultan Hamengkubuwono IX menganggap saat itu Indonesia harus membuktikan kepada dunia luar bahwa walaupun para pemimpin negara Indonesia saat itu ditawan oleh Belanda, bukan berarti pemerintahan Indonesia telah lumpuh. Tapi sebaliknya pemerintah Indonesia masih ada dan TNI masih kuat sehingga dapat mendukung perjuangan RI di sidang Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan pada bulan Maret 1949. Dengan demikian ada beberapa hal yang ingin dicapai dengan adanya serangan ini yaitu selain tujuan militer, juga ada tujuan politis dan tujuan psikologis.
Selain Letkol Soeharto yang menyerang dari sisi Barat sampai batas Maliobor, serangan itu juga dilakukan oleh Ventje Sumual yang juga menyerang dari sekotr barat, Mayor Sardjono menyerang dari sisi timur, Mayor Kusno dari sisi utara, dan dari dalam kota sendiri serangan dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.


Serangan itu dilakukan TNI tersebut didahului dengan menyerang pos-pos yang dibangun Belanda yang tersebar sepanjang jalur utama yang menghubungkan kota-kota yang telah dikuasai Belanda sebagai akibat serangan dan sabotase TNI. Untuk menyerang pos-pos Belanda tersebut TNI melakukan strategi gerilya yang terbukti mampu membuat tentara Belanda kesulitan melawan TNI. Puncak serangan itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 pada pukul 06.00. Kota Yogyakarta saat itu berhasil diduduki oleh TNI selama 6 jam sampai dengan pukul 12.00, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan berhasilnya serangan ini (Serangan Umum 1 Maret) maka moril TNI semakin meningkat dan mampu mematahkan propaganda yang dilakukan Belanda yang menyatakan bahwa RI dan TNI telah lumpuh.
          Monument serangan umum 1 maret 1949 merupakan saksi kekuatan dan kemenangan bangsa Indonesia. Monument ini layaknya gudang ilmu yang dapat memberikan kita banyak informasi hanya dari mengunjungi Monument yang di dinding – dindinya terdapat lukisan relief peristiwa 1 maret 1949 ini. Sayangnya jarang sekali wisatawan atau masyarakat jogja sendiri ya ng sering berlalu lalang didepan monument ini tanpa menoleh isi dan arti dari monument ini. Mungkin juga karena pagar monument ini selalu tertutup dan untuk melihat monument ini dari dekat diperlukan “usaha yang extra “, saatnya kita generasi muda pemegang tongkat estafet kemajuan bangsa untuk belajar mengharagi, memahami dan membagi sejarah kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar